Globalisasi : Makna dan Dampaknya

Posted on Mei 27, 2010

0


oleh Patrisius.

(ini saya ambil dari sebuah sumber di Facebook oleh Rohadi Wicaksono di http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=394654598172#!/?page=1&sk=messages&tid=1133373430872. Bagus untuk membuka wawasan generasi muda tentang globalisasi, suatu kata yang sering mereka ucapkan tapi jangan-jangan tidak mereka ketahui esensi dan latar belakangnya):

Istilah globalisasi pertama kali digunakan oleh Theodore Levitte pada tahun 1985. Hingga sejauh ini, globalisasi belum memiliki definisi yang pasti. Masing-masing ahli memiliki definnisi masing-masing, bergantung dari sisi mana melihatnya. Salah satunya berpandangan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses alamiah yang menyebabkan seluruh bangsa dan negara saling terikat satu sama lain sehingga akan terwujud sebuah tatanan kehidupan baru dengan tersingkirnya batas-batas teritorial, politik, budaya dan kedaulatan ekonomi.

Sementara, sekelompok ahli lain memandang globalisasi tidak lebih dari sebuah mega proyek milik negara-negara super power. Mega proyek yang dimaksud adalah implementasi kapitalisme dalam wujud yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya bersaing dengan mereka di bidang ekonomi. Kekalahan dalam persaingan ini, menyebabkan Negara-negara miskin, secara de facto terjajah secara ekonomi oleh Negara-negara kuat dan kaya tersebut. Penguasaan atas domain ekonomi ini pada akhirnya memuluskan jalan bagi penguasaan domain lainnya. Hari ini kita bisa melihat dengan mata telanjang, bagaimana negara-negara miskin terkooptasi dari sisi budaya, politik, pandangan hidup, bahkan agama.

Jika kita ikuti kedua pengertian di atas, sulit dicari mana yang benar dan mana yang salah. Bagi penulis, kedua pengertian globalisasi di atas adalah nyata adanya. Karena, fenomena-fenomena yang mendukung kedua pengertian di atas terhampar luas di keseharian kita. Akibat pesatnya inovasi di bidang transportasi dan informasi, mengakibatkan ‘hilangnya’ batas-batas teritorial antar negara. Apa yang terjadi ( baik negatif maupun positif ) di satu belahan dunia akan cepat menjalar ke belahan dunia lain. Pengaruh seperti ini tidak bisa dibendung, oleh pemerintah yang dikatator sekali pun.

Di sisi ekonomi juga terjadi fenomena yang tak jauh berbeda, hanya saja karakternya lebih kejam. Adanya politik-politik ekonomi global, dengan atribut-atribut seperti pemberian bantuan ( yang sebagian besar berupa hutang berbunga ) bagi negara-negara miskin; berbagai pakta ekonomi; penanaman modal asing; dan lain sebagainya menjadikan negara-negara miskin semakin tidak berdaya.

Kedua fenomena di atas, era borderless dan politik ekonomi global di atas telah menyebabkan sebagian besar warga penduduk negara miskin kehilangan kebanggan dan nasionalisme mereka sebagai warga sebuah bangsa ( miskin ). Sebaliknya, warga negara-negara super power justru semakin tinggi rasa nasionalismenya.

Pertanyaannya adalah apakah memang globalisasi menjadikan nasioanlisme kita harus tergerus hingga luluh lantak?

Posted in: Uncategorized