Kisah Manis Valentine 14 Februari 2024

Posted on Maret 20, 2024

0


Sejak dulu saya tidak pernah peduli dengan hari Valentine. Namun hari Valentine tahun 2024 ini terasa sangat spesial. Lho kok bisa? Apakah saya sedang menikmati puncak kegairahan romantika menjelang usia senja? Ya ndak laah. Saya sudah cukup berlumur cinta jadi sudah tak lagi perlu memuncaki cinta. Nah, 14 Februari 2024 terasa spesial karena pada hari itu diselenggarakan Pilpres (Pemilihan Presiden) di seluruh wilayah Indonesia. Makin tak karuan lagi nikmatnya karena dua hari berikutnya saya masih cuti dari pekerjaan saya sehari-hari sebagai buruh intelek di Universitas Ma Chung (https://machung.ac.id).

Pagi jam 8 saya sudah nyoblos di TPS 27 di kampung saya, Taman Sulfat. Setengah jam kemudian keluarga saya menyusul. Lalu jam 11 an siang kami berangkat pelesir ke Batu naik mobil. Maksud hati nyoba suasana baru di salah satu kafe baru. Ketemu Chatten cafe yang letaknya terpencil di satu pelosok kota ini.

Ternyata harus kecewa karena masih tutup; pegawainya masih nyoblos pilpres. Begitu dibuka, eh, bilangnya ndak bisa melayani makanan siang, cuma snack dan minum aja. Dengan kecewa kami cabut dari situ (sambil tak lupa kasih bintang satu di Google Reviewnya). Yah dah lah, makan di resto yg sudah lama reputasinya bagus, yaitu Kertasari.

Habis makan siang, langsung geblas ke Hotel Gendis. Hotelnya dari depan nampak kecil, tapi dalamnya nyaman dan bagus.

Begitu masuk kamar, yang kami lakukan pertama kali adalah menyetel TV: siaran langsung Quick Count hasil pemilihan presiden! Ini lah salah satu bagian ternikmat Valentine Day kali ini: berdebar2, setengah kebelet berak, mencermati hasil penghitungan suara ketiga calon presiden. Begitu 02 (Prabowo – Gibran) terus naik, kami pun mulai bersorak sorai. Makin jauh meninggalkan lawannya, makin bersemangat kami mengikutinya. Ayo, ayoo, oke gass menang!

Bagian ternikmat kedua adalah mulai ngomong gak karuan tentang bagaimana mengenyek tipis-tipis para pendukung 03 dan 01. “Gimana kalau kita WA tante X? Kita bilang, “halo, tante, enak ya kalah?” Mwahaha!”

Ya, terus terang saja, berbeda dengan ketika pilpres tahun 2019, kali ini keluarga besar saya tidak satu kata dalam menentukan pilihan. Saya sekeluarga, dan beberapa sanak lainnya, jelas-jelas mendukung 02, sementara beberapa saudara yg lain mendukung 03 dan bahkan 01, walau yg terakhir ini sedikit sekali. Beberapa minggu sebelum hari pencoblosan, sempat terjadi diskusi di WA grup keluarga. Buntut-buntutnya berakhir tegang karena perbedaan itu. Semua WA grup keluarga langsung sepi; keheningan yang menakutkan! Nah, begitu hasil pilpres keluar, bisa dimengerti ada keinginan jahil mengenyek tipis-tipis anggota keluarga yang kalah. Jahat ya? Ya babah wis . . .

Yang lebih menggetarkan lagi adalah suasana kampus saya. Saya dengan lugunya meyakini bahwa banyak kolega yang juga mendukung 02. Eh, ternyata salah! Seorang kolega dengan kalemnya bertanya kepada saya: “Bentar lagi pilpres. Bapak kan ndak akan nyoblos 02 tho?”. Mungkin dia pikir orang seperti saya tidak cukup gila untuk memilih seorang mantan jendral yang pernah menculik aktivis di tahun 1998. Seorang kolega lainnya dengan mantap mengatakan: “kalau saya pasti 03 lah!”. Saya diam saja. Suatu malam, ada perbincangan di WA kampus. Pada satu titik saya merespons pembicaraan dengan mencuitkan “Ok, gass!” (Catatan Redaksi: OK gas adalah theme song capres 02). Lama tidak ada balasan, sebelum akhirnya seorang rekan merespon cuitan saya itu dengan ungkapan seribu makna: “Lo lo lo lo . . . . .”. Itu sudah cukup buat saya untuk meraba bahwa apa yang saya tuliskan tadi sempat membuat kaget para kolega yang, saya duga kuat, masih mengira bahwa saya pasti anti 02.

Menjelang jam 7 malam, makin jelas pasangan 02 akan menang. Kami senang sekali. Perasaan tegang-tegang asik tadi memuncak dengan kegembiraan yang makin lama makin meruyak. Kami keluar untuk makan malam. Ke pusat kuliner di Alun-Alun Batu lah kami menuju dan akhirnya makan malam steak di sebuah kedai.

Pagi harinya, keunggulan 02 makin jelas terlihat, makin jauh meninggalkan kedua lawannya. Kami senang dan bersyukur calon presiden pilihan kami memenangkan pemilihan.

Beberapa minggu sebelum itu, kami sempat berpose dengan seorang ibu. Ibu ini namanya ibu Bianti Djiwandono. Beliau adalah kakak kandung pak Prabowo, dan menjadi tante saya karena dia menikah dengan paman saya, Soedrajad Djiwandono.

Beberapa hari setelah Valentine 02 itu saya masih suka mendengarkan lagu “Ok Gass” nya. Paling suka melihat lagu itu dinyanyikan secara massal lengkap dengan dance nya oleh generasi muda Surabaya di Pakuwon Mall. Yang menari nonik-nonik dengan rambut panjang terurai dan tubuh-tubuh rampingnya melenggok-lenggok. What a good sight for sore eyes.

Lalu hari yang penuh gegap gempita itu pun bergulir ditelan minggu demi minggu berikutnya. Hidup berjalan lagi seperti biasa. Namun kenangan akan Valentine paling berkesan 14 Feb 2024 akan selalu tertanam dalam pikiran.

Posted in: Uncategorized