Melatih Tim Debat

Posted on Oktober 31, 2011

0


Dua hari terakhir ini saya berkesempatan melatih tim debat mahasiswa-mahasiswi di Universitas Ma Chung. Pada sesi pertama, saya berikan beberapa tips yang saya rasa cukup efektif:

Use questions

Dalam ilmu saya, ini disebut “expository questions”, yaitu pertanyaan yang ditujukan untuk menggugah rasa ingin tahu, ketertarikan, dan minat para hadirin. “Sadarkah Anda bahwa dalam era globalisasi kita adalah negara terjajah?”, “Tahukah Anda bahwa ilmu-ilmu terbaru merupakan bentuk penjajahan intelektualisme terhadap kearifan Timur?”, dan sebagainya. Begitu mendengar pertanyaan ini, lawan debat akan terhenyak, penonton terkesiap, dan dewan juri terpana. Dalam suasana keterhenyakan itu, Anda bisa langsung membombardir mereka dengan gagasan-gagasan Anda. Nah tentunya gagasan-gagasan tadi juga harus mendapat dukungan empiris yang kuat. Jika dukungan emnpiris sulit didapat, (karena debat berlangsung dalam tempo sangat cepat), Anda harus pandai bernalar supaya argumen Anda masuk akal dan sulit dibantah.

Make pauses

Jangan berbicara seperti kereta api yang remnya blong. Yang mendengarkan pasti akan capek dan kehilangan alur nalar ujaran Anda. Berhentilah pada saat-saat yang tepat, yaitu ketika Anda sedang memberikan penekanan pada satu hal yang sangat krusial. Pauses, dalam bahasa Inggris, adalah “jeda; perhentian sejenak”. Pada saat Anda berhenti sejenak, semua mendengarkan dengan lebih intens, karena ingin tahu apa yang Anda ingin katakan, atau sedang menyerap ungkapan sangat penting yang baru saja Anda ucapkan.

“Argumen Anda jelas, tapi buat saya, itu jelas tidak masuk akal” (jeda tiga atau amepat detik). “Kenapa tidak masuk akal? Karena Anda memakai logika yang bengkok. Bahwa semua orang menyalip dari kiri, tidak berarti bahwa kita juga dibenarkan menyalip dari kiri. Itu menunjukkan argumen Anda hanya sekedar latah, tidak ada kepedulian terhadap keselamatan orang lain (jeda dua detik). Kalau semua orang seperti Anda, tidak heran angka kecelakaan lau lintas akan makin tinggi” dst dst nya.

Consider negative and positive consequences for every decision.

Dalam setiap debat, mungkin sekali Anda dihadapkan pada suatu kasus yang memaksa Anda untuk setuju atau tidak setuju. Kalau Anda berada pada pihak yang setuju, pikirkan dan kemudian ungkapkan semua konsekuensi positif dari pandangan tersebut. Contoh ekstremnya, Anda harus setuju bahwa rokok adalah hal yang bermanfaat. Maka, pikirkan semua hal positif tentang rokok: (1) membantu industri nasional, (2) membantu beberapa orang melepaskan stress, (3) ada beberapa indikasi bahwa rokok bermnafaat untuk melancarkan produktivitas, (4) tingkat kesehatan makin canggih sehingga bahaya merokok bisa dikurangi, dan sebagainya.

Semua diatas bisa dicapai jika Anda berlatih, berlatih, dan berlatih terus. Tak kalah pentingnya adalah unsur pendukung yang membuat Anda semakin tangkas dan sigap dalam berpikir. Unsur-unsur ini adalah : perbendaharaan pengetahuan umum, yang bisa dicapai dengan (1) banyak membaca, banyak mendengarkan siaran TV dan radio, banyak bergaul dengan orang-orang bermutu yang omongannya mengisi benak, (2) penalaran yang baik, dan (3) kekayaan kosa kata.

Posted in: Uncategorized