“Kamu kenapa sih senang sama cowok itu? Padahal dia nggak keren-keren amat lho. Masih banyak yang lebih cakep.”
“Ya, iya sih. Tapi, entah ya, dengan dia aku bisa nyambung, gitu. Omongan kami nyambung. Perasaan kami juga nyambung, bahkan mood nyapun sering sama.”
“Mungkin itu yang dinamakan chemistry, ya? Secara fisik, tidak potensial menjadi pasangan, tapi karena ada chemistry tadi itu, maka enak jalan bareng dia.”
“Chemistry? Mmm, kurang tahu ya. Saya pernah dengar sih istilah itu. Ya, mungkin juga . . .”
. . . . . . .
“Kamu kenapa tidak pacaran saja sama si K? Kan kalian satu kelas, sering kerja kelompok bareng; dia pinter, kamu juga pinter, IP kalian selalu di atas 3. Tampangnya lumayan, dan kamu juga tergolong cakep.”
“Ya, . . . iya sih. Tapi nggak ada chemistry nya tuh. Selama ini ya sering kerja bareng, belajar bareng, ya karena sudah dikelompokkan sama dosennya. Kami sama-sama good –looking, dan tergolong yang bright students. Tapi ya, . . . nggak ada chemistry nya, nggak ada grengnya, biasa aja, datar aja. Jadi biar kayaknya serasi, kami nggak pernah kepikiran pacaran.”
. . . . . . . .
Ada tiga kata yang unik: “chemistry” “nyambung, dan “greng”. Benda abstrak apakah mereka ini? Kebanyakan mereka mewarnai wacana tentang hubungan romantis pria dan wanita (posting ini tidak membahas yang hombreng atau lesbi-Red). Sering saya dengar dan baca, tapi ternyata tidak mudah juga mendefinisikannya.
“Chemistry itu, gampangnya, adalah perasaan bersemangat dan nyaman ketika kita melihat pada mata atau wajah seseorang, dan makin menjadi-jadi ketika kita sudah ngomong dengan dia,” demikian kata editor blog ini, mencoba menyumbangkan pendapatnya. “Nah, biasanya diikuti dengan perasaan nyambung itu tadi. Maksudnya, setiap omongan kamu ditanggapi dengan antusias olehnya, dan tanggapan dia juga membuat kamu antusias untuk bicara lebih panjang. Nah, itu . . . . nyambung!”
Saya diam. Merenungkan artinya.
“Yaah, biasanya diikuti juga oleh perasaan deg-deg an, kayak agak tegang tapi tegang-tegang yang gimanaaaa, gitu. Excited, mungkin, istilah Inggrisnya”, si editor menambahkan setelah menghembuskan asap Djarum Supernya.
“Oo, mungkin itu yang disebut ‘greng’ tadi itu, ya Pak?” kata saya.
“Persiiiiiiss,” si mentor mengangguk.
“Ha ha haaa! Bapak pengalaman kalau soal beginian yah?” goda saya.
. . . .
Beberapa bulan kemudian, saya ketemu lagi dengan si responden pertama y ang sudah merasakan “chemistry” itu. Tumben, dia jalan sendirian, nggak bareng si cowok itu lagi.
“Lho, si F mana?”
“Oh, kami udah bubaran seminggu yang lalu,” jawabnya enteng.
“Haaahh??!!”
“Iya, udah nggak ada chemistry nya lagi. Udah habis, ha ha haa!”
vann
Maret 17, 2010
hahaha..
sometimes i dont believe that love based on chemistry only
cinta adalah perpaudan hati-otak dan tentu chemistry lah..
kalo secara alkitabiah, Tuhan aja kasi adam kesempatan untuk milih pasnagan hidup (kejadian 2-18-20) menyatakan Tuhan mau kasi seorang penolong. diberikanlah segala ‘beast,fowl dan berbagai macam binatang’ untuk diberi nama, dan sapa tau adam nemu calon istrinya. bayangin ga? adam dikasi tawaran… berupa beast, fowl, cattle… tp di ayat 20 ditegaskan, Adam tidak menemukan penolong baginya. Adam g menemukan pujaan hatinya. tp g nutup kemungkinan lho saat itu adam menemukan calon istrinya. bisa jerapah… bisa sapi… tp adam tidak memilih saat itu.
baru setelah itu Tuhan menciptakan HAWA. barulah adam blg.. wah ini sepadan.. tulang dr tulangku daging dr dagingku.. itu namanya kecocokan , baik dr pikiran dan hati.. dan tentu fisik
kalo rely on chemistry doang… keawetannya cuma tegrntung chemistry. ga awet dong? apa ada chemistry laen yg bisa bikin greng lagi?
spt dalam hal adam yg diberi kesempatan untuk MILIH pasnagan hidup
begitupun kita..
kita diberi ijin bertemu A.. kita lihat cocok apa ga.. ada feeling apa ga.. sepadan apa ga… kalo g ada.. kita bakal diberi tawaran lain, atau mgkn bertemu yg lain.
nah biasanya.. cewe itu, berusaha pake otak, krn emg di cap cuma pake feeling aja kan? tp namanya cewe, ga jarang pikirannya kalah sama feelingnnya T.T
tp penting bagi cewe2 put aside their feeling, and thinking more about their futue husband. logically. okay, love cant be understand logically, but girls can act toward them logically. kan ada tuh masalhanya sampe cewe saking cinta, rela gini gitu bla bla bla. kadang g worthy juga, si cewe itu ngelakuin sampe sejauh itu…
jadi chemistry adalah satu dr banyak hal penting dlm cinta.. menurut say apribadi
dan kayaknya saya harus buat artikel habis ini…
kyaaaaaaaaaaaaaa
Mars Dominae
Maret 17, 2010
Hahaha I kinda agree with this post =D
Maybe not practically everything, but let’s make it simple XD
And surprisingly enough, I was thinking of someone when reading this.
OMG!
I’m not usually in LOVE-LOVE mode bzz =,.=a
hahahaha
machungaiwo
Maret 18, 2010
Vania, komenmu bisa jadi satu posting tersendiri. Boleh ya aku jadikan posting?
Felicia: hayooo, siapa itu hayoo? Eh, ternyata kamu bisa jatuh cinta juga ya?
Patrisius
Mars Dominae
Maret 18, 2010
@Vania
Just read your comment. Quite amusingly, you don’t appear to be the kind of person you wrote about LOL
@Machungaiwo
Bzz… bisa donk, masio “bisa” itu merupakan fenomena aneh jg wkwkwkwkwkw
Masa iya seh cuma mikir bs dblg jatuh cinta? LOL
Viny
Maret 18, 2010
Habis baca demikian saya jadi berkesimpulan kalo chemistry itu tergantung fase di satu waktu; di hidup seseorang, yang kebetulan sedang ‘nyambung’ di hidup lawan jenis.
Karena kebetulan di fase tersebut mereka memiliki pemikiran, perasaan yang bisa ‘klik’, terjadilah chemistry di antara mereka yang membuat mereka menikmati keberadaan lawan jenis untuk bertukar pikiran dan berbagi perasaan. Merasa klop.
Tetapi manusia selalu berubah seiring waktu, karena itu chemistry susah dipertahankan dalam jangka panjang. Karena itu, penting adanya komitmen… Bukan begitu? 😉
Interesting article, Sir!
machungaiwo
Maret 18, 2010
Viny, in a way kamu benar. Once upon a time, at one life stage, with one particular person. Dan kamu juga benar, setelah chemistry yang menyengat-nyengat itu habis, yang penting adalah komitmen dan kesetiaan. Dan rasa cinta serta passionnya pun masih sama, cuma perwujudannya bisa beda. Wih, gak entek-entek loh nulis soal asmara ini.
Xie xie, Viny!
Patrisius
vann
Maret 19, 2010
@Pak Patris
hmm.. itu baru seperempat dari postingan yg mau saya garap pak. masih butuh perbaikan kata.. jd mgkn saya harus semedi dulu XD
@MD
i realize that life is easier in words… not in reality. i have that thought, i have a lot of thought.. but i am still struggling to live just like what i think. it is not as easy as i think. really…
and my previous experience taught me a lot about what i wrote.
daging itu lemah hahaha.. tapi spt kata yendy ‘terus berjuang’ yihaa !!
@viny
i had similar case that someone told me he had chemistry with me, and after 2 weeks it seemed disappear.. hahahhaa.. with no commitment ,chemistry is nonsense, i agree with u